"Life is one big road with lots of signs. So when you riding through the ruts, don’t complicate your mind. Flee from hate, mischief and jealousy. Don’t bury your thoughts, put your vision to reality. Wake Up and Live!"
( Robert Nesta Marley )
( Robert Nesta Marley )
Gegap gempita Piala Dunia 2010 kerap mengundang ratusan bahkan milyaran mata penduduk dunia. Bob Marley, legenda musik Reggae asal Jamaika adalah salah satu dari milyaran orang yang menikmati olahraga kulit bundar tersebut. Kecintaan Bob Marley dengan sepak bola begitu tinggi .Bahkan penyakit kanker di ibu jari kaki yang dideritanya, tidak menyurutkan kecintaannya tersebut. penyakit itu ia derita selepas bermain sepak bola di London pada 1979. Bob Marley sengaja membiarkan penyakit itu meradang. Padahal menurut saran medis ibu jarinya harus diamputasi karena telah membusuk. Apabila dibiarkan penyakit tersebut akan berujung kematian. Namun Bob Marley mementahkan saran tersebut, karena memotong salah satu bagian tubuh bertentangan dengan kepercayaan Rastafariannya. Di tengah penyakit akut yang dideritanya Bob Marley tetap gemar bermain sepak bola bahkan hingga ahkir hayatnya. ketika ia dimakamkan pun bola kaki kesayangannya turut dikuburkan bersama cincin Lion of Judah, Bibel, dan gitar Gibson Les Paul miliknya.
Majalah sepak bola terbitan Inggris, FourFourTwo edisi Maret 2008, memuat artikel yang mengulas kedekatan Bob Marley dengan atlet sepak bola ternama. Legenda sepak bola profesional Jamaika pada era 1960an-1970an, Allan "Skilly" Cole, adalah salah satu sahabat dekat Bob Marley. Kedekatan mereka terjalin bukan hanya dalam sepak bola, tetapi juga dalam kepercayaan Rastafarian. Aktifitas kepercayaan Rastafarian Cole berimplikasi terhadap karirnya di sepak bola. Puncak implikasi tersebut adalah didepaknya Cole dari klub tempat ia bermain. Pada artikel tersebut juga diberitakan bahwa Bob Marley mempunyai tim favorit yaitu Brazil dan Santos FC. Sedangkan untuk pemain sepak bola professional yang ia kagumi adalah legenda sepak bola, Pele asal Brazil dan Ossie Ardiles asal Argentina.
Ditengah kesibukannya dalam bermusik, Bob Marley masih menyempatkan diri bermain sepak bola. Bahkan tidak jarang Bob Marley bermain bersama para wartawan dan musisi kondang seperti Mick Jagger dan Jimi Hendrix. Di sela waktu senggang rangkaian tur musiknya, ia pun sempat merumput bersama atlet sepak bola dari klub professional Nantes dan tim nasional seperti Brazil dan Haiti. Pada 1970 dalam Tour Rio de Janeiro di Brazil, Bob Marley sangat antusian mengikuti street soccer (sepak bola jalanan) bersama beberapa musisi, para pemain street soccer Brazil, dan Paolo Cesar, pemain timnas Brazil pada Piala Dunia 1970. Sebelum pertandingan dimulai Paolo Cesar memberikan kaos tim Santos FC bernomor punggung 10 yang dikeramatkan karena merupakan simbol legenda sepak bola dunia asal Brazil, Pele.
Kecintaan Bob Marley terhadap musik sejalan dengan kecintaannya akan sepak bola. Dalam sebuah sesi wawancara di London tahun 1977, Bob Marley mengutarakan alasan mengapa ia sangat gemar memainkan si kulit bundar di lapangan hijau. Berikut ini adalah pandangan legenda musik reggae yang mendapatkan penghargaan small capsule collection Bob Marley dari Adidas, terhadap sepak bola :
"Sepak bola adalah keseluruhan keterampilan dalam diri. Seluruh dunia, Seluruh alam semesta itu sendiri. Saya menyukainya karena anda harus terampil untuk memainkannya. Kebebasan, sepak bola adalah kebebasan."
07.25 PM
DEPOK, 08/07/10
Sumber :
White, Timothie. Catch a Fire : The Life of Bob Marley. NY : Holt Paperbacks. 2005
FourFourTwo Magazine , Maret 2008
DEPOK, 08/07/10
Sumber :
White, Timothie. Catch a Fire : The Life of Bob Marley. NY : Holt Paperbacks. 2005
FourFourTwo Magazine , Maret 2008
0 Responses to 'Antara Sepak Bola dan Bob Marley'
Posting Komentar